Sehat Mental Atau Gangguan Mental ? Berawal Dari Keluarga oleh Ismiyati Yuliatun, S.Psi, Psi

Sehat Mental Atau Gangguan Mental ?

Berawal Dari Keluarga

             “Saya benci dengan ibu saya Bu… saya tidak suka dengan keluarga saya….semuanya pembohong, tidak bisa dipercaya.  Sampai sekarang mereka banyak menekan saya. Saya jadi berpikir, buat apa saya hidup”.

Gadis mengungkapkan perasaannya pada sesi pertama konseling siang itu.  Ia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang tuanya sejak kecil. Dan ternyata masih banyak “Gadis – Gadis”   lain yang kurang beruntung dengan pengalaman buruk dalam tumbuh kembang mereka.

Manusia adalah kesatuan jiwa / mental dan raga. Dengan demikian manusia belum bisa disebut   sehat,  jika mentalnya tidak sehat.  Manusia bisa dikatakan sehat mental apabila:

  1. Mampu bersikap positif terhadap diri sendiri, yaitu mau menerima dengan baik dirinya sendiri secara utuh dan menyadari kelebihan serta kekurangan dirinya sendiri.
  2. Mengalami perubahan dalam tahap tumbuh kembang dan dapat mengapresiasikan potensi atau bakat  yang ada dalam dirinya.
  3. Mampu menyadari bahwa yang ada dalam dirinya adalah satu kesatuan utuh dan mampu bertahan terhadap stress serta dapat mengatasi kecemasan yang ada
  4. Memiliki persepsi yang sesuai dengan kenyataan, artinya dapat memahami   stimulus eksternal sesuai dengan kenyataan yang ada,  persepsi individu dapat berubah terhadap informasi baru dan memiliki empati terhadap orang lain.
  5. Memiliki Otonomi, yaitu bisa mengambil keputusan dengan bertanggung jawab dan mampu mengatur kebutuhan yang menyangkut dirinya tanpa bergantung terhadap  orang lain.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, antara lain:

  1. Faktor Fisik (organo biologis)

Faktor fisik cukup dapat mempengaruhi kualitas kesehatan mental pada seseorang. Seseoang yang mengalami sakit fisik berat atau sakit fisik dalam  waktu yang lama akan mempengaruhi kondisi emosional dan  dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh secara drastis dan semangat hidupnya juga berkurang

  1. Faktor mental/emosional (psikoedukatif)

Kekuatan pada mental dan emosional yang mendukung, serta saran positif diperlukan untuk membangunkan semangat hidup dalam mengembalikan kesehatan jasmani dan rohani

  1. Faktor sosial budaya (sosial kultural)

Keluarga, lingkungan, budaya,  sangat menentukan kualitas kesehatan mental emosional seseorang dalam  mengahadapi setiap permasalahan yang ada.

Dilihat dari faktor yang mempengaruhi kesehatan mental tersebut, maka keluarga adalah salah satu fakor yang berpengaruh besar terhadap kesehatan mental seseorang. Agar kesehatan mental dapat tercapai maka dibutuhkan upaya pencegahan berawal dari keluarga. Keluarga bisa menjadi faktor protektif, namun juga pemicu munculnya gangguan  mental.

Sebagaimana diketahui, keluarga merupakan  kelompok sosial  terkecil   dimana seseorang bertempat tinggal, berinteraksi satu sama lain, tempat dibentuknya  nilai-nilai, pola pemikiran serta kebiasaan. Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang yang berkembang mulai  kanak-kanak. Keluarga menjadi lini pertama dalam pembentukan kesehatan mental.  Keluarga yang kurang dapat menjalankan  fungsinya dengan baik,  akan rentan memunculkan   gangguan psikologis /   gangguan mental mulai dalam taraf ringan sampai berat pada anggota keluarga,  antara lain tidak percaya diri, konsep diri negatif, dropout sekolah, antisosial, problem sexualitas, cemas maupun depresi. Berbagai gangguan tersebut dapat muncul pada masa sekarang dan atau  pada   tahap perkembangan selanjutnya.

Keluarga dengan peran  protektif  adalah keluarga yang   :

  1. Menciptakan lingkungan yang sehat mental bagi anggota keluarga
  2. Saling mencintai, menghargai dan mempercayai antar anggota keluarga
  3. Saling membantu dan memberi antar anggota keluarga
  4. Saling terbuka dan tidak ada diskriminasi
  5. Memberi pujian dan punishment sesuai dengan perilaku
  6. Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah secara tuntas
  7. Menunjukkan empati antar anggota keluarga
  8. Membina hubungan dengan masyarakat
  9. Menyediakan waktu untuk kebersamaan seperti rekreasi bersama antar anggota.
  10. Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin.

Apabila keluarga dapat melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mendukung kesehatan mental anggotanya. Namun sebaliknya apabila keluarga kurang dapat menjalankan perannya dengan baik, maka akan memicu timbulnya gangguan psikologis atau gangguan mental.

Kondisi-kondisi keluarga yang berperan menjadi pemicu terjadinya gangguan psikologis atau gangguan mental antara lain :

  1. Perceraian dan perpisahan

Perceraian dan perpisahan karena berbagai sebab antara anak dengan orang tua menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Banyak studi yang dilakukan membuktikan bahwa perceraian dan perpisahan dapat berakibat buruk bagi perkembangan anak

  1. Keluarga yang tidak fungsional

Keluarga tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik

  1. Perlakuan dan pengasuhan

Berkaitan dengan apa yang dilakukan orang tua atau anggota keluarga lain terhadap anak. Apakah dibiarkan  (neglect), diperlakukan secara kasar (violance) atau dimanfaatkan secara salah  (abuse).

Kondisi keluarga yang sehat dapat berperan untuk membentuk kesehatan mental anggota keluarganya. Sebaliknya kondisi keluarga yang tidak kondusif dapat mengakibatkan gangguan mental pada anggota keluarga.

Upaya keluarga untuk berfungsi dengan baik akan  menjadi faktor penting bagi kesehatan mental anggotanya.

Referensi :

  • Sahabat negriku; http// kemenkes.go.id
  • http// rspermata.co.id
  • ac.id; Pola Komunikasi Keluarga Mempengaruhi Kesehatan Mental Anak
  • com; Mengapa Keluarga bisa menyebabkan Gangguan Mental Bagi Anak?

Sehat Mental atau Gangguan Mental Berawal dari Keluarga oleh Ismiyati Yuliatun, S.Psi, Psi

Mungkin Anda juga menyukai